banner-side-160x600.jpg
banner-side-160x600.jpg
banner-970x250.jpg

BI Bujuk UMKM Agar Beralih ke Pembayaran Nontunai

BI Bujuk UMKM Agar Beralih ke Pembayaran Nontunai

Penanusa.com – UMKM sudah didorong oleh pemerintah untuk digitalisasi sehingga dapat memanfaatkan cashless atau nontunai, dirasa Pelaku UMKM masih banyak yang belum beralih ke digitalisasi terhadap produknya, termasuk dari segi pembayaran.

Ronggo Gundala Yudha Asisten Direktur Bank Indonesia (BI) mengakui untuk mengubah pedagang yang selama ini pakai tunai agar mau beralih ke cashless tentu tidaklah mudah. Meski begitu, ia mengaku pihaknya sudah berupaya perlahan mengarahkan mereka ke nontunai.

“Kalau coba UMKM ke non tunai kita bisa coba ajak mereka sebagai user dulu. Misalkan tadinya belum berani pakai mobile banking atau QR code atau elektronik coba saja pakai ini sebagai user,” kata Ronggo saat diskusi secara virtual, Selasa (30/6).

Baca Juga: Bank Bukopin Benarkan Batasi Penarikan Dana Nasabah

Ronggo memberikan contoh saat peluncuran QRIS, pihaknya tidak langsung mengajak untuk membayar atau membeli barang dengan nominal tertentu. Namun, langkah yang diambil dengan mengajak donasi sebagai upaya mengenalkan transaksi nontunai.

“Nah mereka coba tes sebagai user download, coba transaksi 1.000 perak, mereka akan dapat aha momennya, aha ini enak ini pakai mobile payment ini. Baru kemudian dibujuk mereka mau nggak pakai QRIS ini,” ujar Ronggo.

Konsumen membayar non tunai dengan menggunakan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (16/3). Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
© Disediakan oleh Kumparan

 Konsumen membayar non tunai dengan menggunakan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (16/3). Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Ronggo menjelaskan penggunaan transaksi nontunai seperti QRIS bisa memudahkan dan menguntungkan para pelaku UMKM. Salah satu contohnya mereka tidak perlu pusing mencari uang kembalian. Dengan begitu, ia merasa para pembeli juga dimudahkan, adanya sinergitas pelaku usaha, pembeli dan digital yang kami harapkan dapat mendorong pertumbuhan UMKM itu sendiri.

Case study contohnya waktu itu saya ke pedagang cilor mereka kesulitan mencari uang kembalian Rp 3.000-4.000 itu agak sulit dan mereka jadi mis pelanggan yang tadinya. Kalau si pedagangnya bisa misalkan punya nontunai ada orang lewat nggak bawa uang tapi bisa belanja di situ,” ungkap Ronggo.

Ronggo memastikan pihaknya bakal terus mengajak masyarakat menggunakan transaksi nontunai. Apalagi, kata Ronggo, dalam kondisi saat ini banyak masyarakat yang membatasi aktivitas secara fisik, termasuk dalam membeli barang-barang kebutuhannya.

“Di masa COVID ini beberapa pedagang mulai agak takut pembayaran tunai, takut ketularan. Nah ini coba solusinya kita tunjukkan,” tutur Ronggo.