Penanusa.com – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terus berupaya mencegah terjadinya banjir Narkoba di Indonesia, terutama di masa sulit pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan pengungkapan peredarang gelap 1,129 ton sabu-sabu jaringan Timur Tengah (Iran) dan Afrika (Nigeria).
Senin, 14 Juni 2021, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memimpin rilis pers pengungkapan peredaran gelap Narkoba senilai sekitar Rp1,694 triliun tersebut di Polda Metro Jaya, Jakarta. Turut hadir Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto dan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Hendro Pandowo.
Dalam rilis tersebut terungkap peredaran gelap Narkoba dapat menjadi stimulan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Hal itu terlihat dari fakta pengakuan para pelaku kejahatan yang memanfaatkan hasil kejahatannya untuk membeli Narkoba.
Baca juga: Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto dan Ustadz Adi Hidayat Bahas Bela Negara dan Cinta Tanah Air |
Berdasarkan data sampai bulan April 2021, Polri telah berhasil melakukan pengungkapan Narkoba jaringan internasional yang berasal dari Timur Tengah sebanyak 2,5 ton sabu-sabu.
Sementara pada bulan Mei 2021, Tim Satgas Polda Metro Jaya dalam kurun waktu 22 hari telah berhasil melakukan pengungkapan narkoba jaringan internasional dari Timur Tengah (Iran) dan Afrika (Nigeria) dengan total 1,129 ton Narkoba jenis sabu-sabu. Dengan demikian, sampai bulan Mei 2021, kurang lebih 3,6 ton Narkoba jenis sabu-sabu masuk ke Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia banjir narkoba di masa pandemi COVID-19.
Hasil pengungkapan tersebut jika dinominalkan dengan rupiah adalah sekitar Rp1,694 triliun dengan asumsi harga sabu-sabu di pasaran Rp1,5 juta per gram. Jika barang bukti tersebut beredar di pasaran bisa dikonsumsi sekitar 5,6 juta orang. Jadi dengan disitanya barang bukti tersebut bisa menyelamatkan sekitar 5,6 juta jiwa penduduk. (*)
Baca juga: Kabareskrim Polri Wakili Kapolri Terima Curhat Masyarakat Baduy Soal Hutan Adat |