Siapa yang tidak kenal dengan Haji Lulung? Tokoh yang satu ini adalah politisi yang namanya begitu tenar di DKI Jakarta. Pria kelahiran Jakarta 24 Juli 1959 dengan nama H. Abraham Lunggana, S.H, lebih populer dengan panggilan Haji Lulung. Beliau merupakan anak ketujuh dari sebelas bersaudara. Ayahnya adalah TB Abdul Rachim Bin TB Tjilang, seorang pejuang kemerdekaan RI yang berpangkat Peltu. Ibunya keturunan dari KH. Abdullah Syafi’i, ulama Betawi karismatik.
Dalam perjalanan karirnya sebagai politisi, Haji Lulung semakin tenar dan sempat ramai menjadi bahan pembicaraan, bahkan menjadi ikon media sosial semenjak berperan menjadi tokoh antagonis yang getol “menghantam” Gubernur DKI kisaran tahun 2015 silam. Sering kali Ia melancarkan kritiknya lewat Pantun khas Betawi. Kisruh ini juga diperbincangkan masyarakat di dunia maya dan banyak disindir oleh netizen melalui gambar meme. Dengan sendirinya, Haji Lulung justru terkenal karena bully.
Dirinya menjadi tranding topic dengan tagar #savehajilulung. Baginya, maraknya dunia maya saat itu membicarakannya membuat ia merasa menjadi komedian politik yang membawakan humor-humor segar. Selain itu, sindiran netizen dianggapnya sebagai bentuk kritikan yang membangun, mengingat perannya sebagai pejabat publik dan risiko sebuah perjuangan. Tak heran, seperti diwartakan Media Indonesia, sejak saat itu followers di media sosialnya meningkat tajam dan tak sedikit orang yang ingin selfie dengannya.
Selain Politisi, Pria yang duduk di Komisi VII Anggota DPR RI dan Ketua Bamus Betawi ini juga merupakan seorang pengusaha sukses. Sejak kecil ia memulai usahanya dengan mengumpulkan sampah kardus bekas hingga barang bekas, demi menghidupi ibunya dan 8 saudaranya. Hingga kini, Haji Lulung merupakan “penguasa” di pusat grosir terbesar se- Asia Tenggara, Tanah Abang. Ia mendirikan beberapa perusahaan yang bergerak dibidang jasa keamanan, perpakiran, penagihan utang, dan diklaim telah memperkerjakan sebanyak 7000 orang.
Di samping seorang politisi dan pengusaha, Haji Lulung yang bergelar Sarjana Hukum (S.H) dari Universitas at-Tahiriyah Jakarta Selatan adalah seorang advokat dan memiliki kantor advokasi bernama Lunggana Advocate & Friends, yang berlokasi di Tanah Abang.
Di luar kariernya sebagai politisi, pengusaha, dan advokat, siapa sangka tokoh yang populer memiliki model rambut belah tengah ini adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Di unggahan media sosialnya, Ia sering menyebutkan dirinya sebagai warga NU. Bahkan, di kediamannya setiap bulan sering melaksanakan pengajian-pengajian rutin.
Dilihat dari rekam jejaknya, aktivitas keagamaan yang dilakukan politisi yang humoris ini tidak jauh dari amaliah warga nahdliyin, seperti Maulid Nabi, silaturahim dengan para Ulama dan Habaib, banyak berkonsultasi dengan para Kyai dan Pesantren di Jakarta tentang persoalan yang dihadapi umat. Bahkan, di tahun 2018 Haji Lulung mengintruksikan kepada suporter The Jak Mania untuk Tahlilan dan doa bersama di kediaman salah satu suporter yang meninggal karena aksi pengeroyokan oleh sejumlah oknum sekawanan Bobotoh. Ajakan ini menandakan bahwa Haji Lulung adalah nahdliyin tulen yang bergerak di kalangan kultural.
Selanjutnya, tokoh nahdliyin Betawi yang memiliki visi keislaman yang kuat ini akan terus mengabdikan dirinya untuk Islam, dan membangun generasi muda sebagai pewaris masa depan yang ditanamkan sejak dini dengan nilai-nilai pendidikan keagamaan yang kuat, dengan cara mendirikan Taman Pendidikan Agama (TPA) di setiap Rukun Warga (RW) di seluruh DKI Jakarta. Sebab menurutnya, bangsa Indonesia tengah dilanda krisis moral, keimanan, dan kerakusan yang berpihak pada materialisme dan hedonisme sebagaimana dilansir merdeka.com. Gagasan untuk pendirian TPA di setiap RW tersebut adalah cita-cita mulia dan bentuk kepeduliannya terhadap ilmu agama, yang bertujuan untuk mengubah kondisi sosial yang buruk ke arah sosial-religius di kalangan grassroot masyarakat Jakarta.
Pengabdiannya sudah banyak untuk umat di Jakarta. Dari sisi strategi kultural dan amaliah yang dilakukan oleh Haji Lulung sudah senada dengan karakter aswaja an-nahdliyah, sebagaimana warga nahdliyin, dan cita-cita pendiri NU. Maka sudah seharusnya kita yang kenal dengan tokoh yang satu ini, menghadirkan kembali Haji Lulung dengan menyebutnya sebagai tokoh Nahdlatul Ulama Betawi. []
—–
Artikel ini merupakan opini yang ditulis oleh Muhammad Rohim Hidayatullah, Ketua Bidang Sosial-Politik Forum Silaturahmi Bangsa