banner-side-160x600.jpg
banner-side-160x600.jpg
banner-970x250.jpg

Indonesia Butuh Sekitar 426 Juta Dosis Vaksin untuk “Herd Immunity”

Indonesia Butuh Sekitar 426 Juta Dosis Vaksin untuk “Herd Immunity”

Penanusa.com – Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menghitung sekitar 426 juta dosis vaksin dibutuhkan Indonesia untuk mencapai herd immunity atau imunitas kelompok.

Dilansir covid19.go.id pada Minggu, 3 Januari 2021, angka itu didapat dari 181 juta orang di Indonesia yang harus divaksinasi dengan memperhitungkan bahwa satu orang membutuhkan 2 dosis vaksin dan 15 persen sebagai cadangan sesuai ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sampai saat ini, pemerintah sudah menyiapkan 5 jalur pengadaan vaksin: 4 dalam perjanjian bilateral dengan Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer; serta 1 perjanjian multilateral dengan GAVI.

Berikut jalur pengadaan vaksin COVID-19 untuk Indonesia sabagaimana disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, belum lama ini:

Sinovac: 125 juta dosis vaksin dengan opsi tambahan 100 juta dosis

Novavax: 50 juta dosis vaksin dengan opsi tambahan 80 juta dosis.

AstraZeneca: 50 juta dosis vaksin dengan opsi tambahan 50 juta dosis

BioNTech-Pfizer: 50 juta dosis vaksin dengan opsi tambahan 50 juta dosis.

Baca juga: Pendiri BioNTech Wanti-wanti Adanya Kesenjangan Suplai Vaksin

Sementara itu, tiga juta dosis vaksin COVID-19 dari perusahaan Sinovac telah didatangkan ke Indonesia melalui dua tahap: tahap I 1,2 juta dan tahap II 1,8 juta.

Menurut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri serta pihak-pihak terkait lainnya terus berkoordinasi untuk memastikan semua infrastruktur logistik vaksin di dalam negeri sesuai dengan kebutuhan jenis vaksin yang dipesan sehingga dapat mendistribusikan vaksin tersebut ke seluruh Indonesia dengan baik.

“Upaya terkoordinasi dengan semua pihak dan lembaga terkait, baik di Indonesia maupun di luar negeri, terus dilakukan untuk mempercepat proses Emergency Use Authorization (EUA). Tentunya proses penerbitan EUA tersebut tidak akan pernah mengompromikan aspek keamanan, efektivitas, dan kualitas vaksin,” katanya beberapa hari lalu. (*)

Baca juga: Hasil Studi: Inggris Harus Vaksinasi 2 Juta Orang Seminggu untuk Cegah Gelombang Ketiga COVID-19