banner-side-160x600.jpg
banner-side-160x600.jpg
banner-970x250.jpg

Indonesia dan 3 Negara yang Pakai Klorokuin Buat Lawan COVID-19

Indonesia dan 3 Negara yang Pakai Klorokuin Buat Lawan COVID-19

Jakarta – Perdebatan mengenai pemakaian obat untuk penyakit yang disebabkan virus Sars-CoV-2 mencuat. Sejumlah negara masih menggunakan klorokuin dan hidroklorokuin untuk pengobatan COVID-19.

Kedua obat ini bahkan tidak dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan US Food and Drug Administration (FDA) namun beberapa penelitian memberikan hasil yang berbeda satu sama lain sehingga menimbulkan ketidakseragaman kesimpulan.

Negara mana saja yang masih menggunakan klorokuin dan hidroklorokuin? detikINET merangkumnya untuk Anda.

1. Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memproduksi obat klorokuin dan hidroklorokuin sendiri. Kendati demikian pemakaian ini membuat WHO meminta Indonesia menghentikan pemakaian obat ini.

Alasannya karena bukti studi menunjukkan obat yang biasa dipakai untuk penyakit malaria tersebut tidak bermanfaat pada kasus infeksi COVID-19, malah meningkatkan risiko kematian.

“Kelompok Eksekutif telah memutuskan menghentikan sementara penggunaan hidrokolorokuin dalam Solidarity Trial sementara data dianalisa oleh Dewan Pengawas Keamanan Data,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

2. India

Negara ini merupakan salah satu produsen hidroklorokuin yang mana digunakan untuk pengobatan anti-malaria.

Berlawanan dengan negara seperti Prancis yang memutuskan menghentikan penggunaan, Badan Riset Biomedis India mengumumkan bahwa mereka masih akan tetap menganjurkan penggunaaan hydroxychloroquine. Berdasar studi pengamatan dan kontrol kasus COVID-19 di India dikatakan tidak ada efek samping utama dari penggunaan hidroklorokuin sebagai obat profilaksis atau pencegahan.

3. Brasil

Sempat maju mundur, Brasil akhirnya memutuskan tetap menggunakan hidroklorokuin untuk pengobatan COVID-19. Bahkan, dilaporkan Brasil menerima bantuan dua juta obat tersebut.

“Hidroklorokuin ini akan dipakai sebagai tindakan pencegahan untuk membantu perawat, dokter, dan tenaga medis Brazil melawan virus. Obat juga akan dipakai sebagai terapi bagi warga Brazil yang terinfeksi,” kata Presiden Brasil Jair Bolsonaro.