Penanusa.com – Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Drs Moechgiyarto SH, M.Hum, menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Nasional Pemantapan Wawasan Kebangsaan XII, yang digelar di Gedung Srijaya Victoria Ball Room, Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (08-08-2018).
Narasumber lainnya adalah Ketua DPR RI H Bambang Soesatyo SE, MBA, dan Ketua Umum DPP IPI KH Zaini Ahmad SRK. Seminar ini mengangkat tema “Pancasila Sebagai Perekat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.
Sementara audiens yang hadir mulai dari tokoh pemuda (diwakili KNPI), tokoh masyarakat dan tokoh agama (Ketua Ikatan Pesantren Indonesia), Ketua DPR RI, para akademisi, para pelaku dunia usaha, hingga Forkompinda.
Dalam kesempatan ini, Kabaharkam Polri memaparkan makalah berjudul “Upaya Memperkuat Pancasila Sebagai Perekat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.
Komjen Pol Moechgiyarto mengingatkan, era globalisasi telah menjadi fenomena yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia, saat dunia telah menjelma seolah tanpa batas seiring perkembangan teknologi, informasi, transportasi, dan komunikasi yang sangat pesat sehingga mobilitas arus informasi, barang, jasa, dan manusia dari satu negara ke negara lain menjadi sangat cepat.
Kondisi demikian itu, di satu sisi dapat menimbulkan dampak positif: 1) Kemudahan dan kecepatan dalam mengakses segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, contoh, buka Google langsung ada semua yang dibutuhkan; serta 2) meningkatnya taraf hidup masyarakat, sebagai contoh, orang tidak perlu lagi memiliki kantor untuk bekerja (manfaatkan online),” kata Komjen Pol Moechgiyarto.
Namun di sisi lain, lanjutnya, hal itu dapat berdampak pada terjadinya pergesaran nilai-nilai budaya dan dapat mengarah pada pelanggaran hukum.
Berdasarkan uraian di atas, Kabaharkam Polri berpendapat, perlunya pencerahan kembali kepada masyarakat, baik formal maupun informal, tentang pentingnya penerapan Pancasila sebagai perekat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang dapat menjadi perisai dari pengaruh negatif dampak globalisasi.
Bangsa Indonesia memiliki keunikan yang sangat plural atau majemuk, karena terdiri dari ratusan suku, agama, dan ras dengan adat dan bahasa yang berbeda.
“Di satu sisi keberagaman dapat melahirkan persamaan yang menjadi suatu kekuatan, di sisi lain perbedaan dapat melahirkan perpecahan apabila perbedaan itu ditonjolkan terus-menerus dan tidak dikelola dengan baik,” ungkap Komjen Pol Moechgiyarto.
[AKP Bambang AS]