Penanusa.com – Joe Biden unggul dari Donald Trump. Associated Press memberikan angka 290 untuk Biden dan 214 untuk Trump. Sementara BBC memberikan angka 279 untuk Biden dan 214 untuk Trump hasil perhitungan 46 dari 50 negara bagian. Kedua media tersebut memastikan kemenangan Pilpres AS 2020 untuk Joe Biden.
Dengan menangnya Joe Biden, maka dianggap akan membawa dampak positif terhadap perekonomian global. Topik yang mendukung perihal perekonomian global menjadi positif terkait perang dagang dengan Tiongkok yang telah berjalan beberapa tahun terakhir selama pemerintahan Donald Trump.
Hubungan tidak baik ini tentunya berdampak secara tidak langsung menekan kinerja ekspor dan impor dunia, termasuk perekonomian Indonesia. Dalam hal ini, Biden sendiri diproyeksikan beberapa pengamat akan mengurangi tensi hubungan dagang dengan Tiongkok.
Joe Biden, dalam manifesto kebijakan ekonominya akan melakukan kebijakan baru seperti menaikkan berbagai macam pajak termasuk pajak korporasi yang diprediksi akan naik sebesar 15 persen.
Terkait belanja negara sendiri, Biden berjanji akan memberikan stimulus fiskal yang jauh lebih besar yakni sekitar 2,5 triliun dollar AS selama periode 2021 – 2024. Seperti diketahui bahwa perekonomian Amerika merupakan 30 persen dari perekonomian dunia. Maka ketika Amerika melakukan stimulus besar maka dampaknya akan pula besar bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Laporan terbaru Lembaga riset Moody’s Analytics juga memproyeksikan ekonomi Amerika akan tumbuh lebih tinggi dengan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat, yakni naik 4,2 persen pada periode 2020 – 2024.
Grant Thornton Indonesia melihat kemenangan Biden akan menurunkan tensi perang dagang antara Amerika dan Tiongkok yang dapat mendorong nilai komoditas global secara umum dan menjaga pasar keuangan global tetap stabil. Tentunya kedua hal tersebut akan menguntungkan ekspor dan nilai tukar Indonesia.
Namun di sisi lain, turunnya tensi perang dagang di era Biden yang diperkirakan akan mengatasi sengketa perdagangan dengan Tiongkok melalui organisasi perdagangan dunia (WTO), dapat mengurangi rencana investor di Tiongkok untuk memindahkan pabriknya ke negara lain. Belakangan ini cukup menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk mendapatkan keuntungan ini, sehingga bukan tidak mungkin muncul risiko terhambatnya arus aliran investasi asing langsung (FDI).
Baca juga : Joe Biden Menangi Pemilihan Presiden AS 2020 |