Tahun 3 H
Mendapat Ujian di Perang Uhud
Penanusa.com – Setelah kaum muslimin memberi pelajaran kaum musyrik pada perang Badar, kaum Quraisy melihat peluang untuk membalas kekalahan tersebut dalam perang Uhud. Awalnya, kaum muslimin menang, namun Quraisy memanfaatkan kelengahan pasukan pemanah yang melanggar perintah Nabi dengan turun dari Bukit Uhud untuk mengambil “ghanimah”.
Pasukan Quraisy kembali berputar dan menyerang dari belakang. Hal itu mengantarkan kaum muslimin pada kekalahan, meskipun mereka segera sadar dan kembali menghadapi pasukan musyrik.
Pelajaran Lain dari Perang Uhud:
- Akibat perbuatan maksiat dan melanggar aturan yang telah ditetapkan, sebagaimana yang
telah dilakukan oleh pasukan pemanah. - Para rasul dalam dakwahnya juga mendapatkan ujian dan kadang kekalahan. Hal tersebut
untuk membuktikan bahwa mereka juga adalah manusia biasa yang tidak tertutup
kemungkinan mengalami apa yang umum dialami manusia. - Dengan adanya cobaan tersebut, kaum muslimin dapat mengetahui siapa di antara mereka
yang teguh dalam perjuangannya dan siapa yang keimanannya hanya terbatas ucapannya
saja (munafiq). - Perjuangan menghadapi kaum kafir juga harus menyertakan sebab-sebab yang dapat
mendatangkan kemenangan tersebut.
Tahun 4 H
Masa Penghiburan
Perang Uhud meninggalkan pengaruh negatif bagi kewibawaan kaum muslimin. Beban kaum muslimin semakin berat, sementara kekuatan mereka di mata musuhnya dianggap lemah. Bahaya di sekeliling kota Madinah mengintai dari kanan kiri; Orang-orang Yahudi, kaum munafik dan para suku Badui Arab sudah mulai menampakkan permusuhannya
Pada tahun 4H ini, Yahudi bani Nadhir telah diusir dari Madinah karena melanggar perjanjiannya terhadap kaum muslimin dengan upaya mereka untuk membunuh Rasulullah.
Rasulullah bersama 1500 pasukannya berangkat menuju Badar untuk melakukan pertempuran kembali menghadapi kaum Musyrikin. Karena setelah perang Uhud, sebelum kedua pasukan tersebut berpisah mereka telah saling berjanji untuk bertemu kembali dalam sebuah pertempuran di Badar. Sementara itu, Abu Sufyan di Mekkah berangkat dengan 2000 pasukan musyrikin Mekkah. Namun Abu Sufyan berangkat dengan berat hati karena kekhawatiran dari akibat peperangan terhadap kaum muslimin. Akhirnya dia ambil keputusan di tengah perjalanan untuk kembali lagi ke Mekkah dan tidak jadi berperang. Hal itupun diikuti oleh pasukannya yang tampaknya memiliki keberatan yang sama.
Dengan kejadian tersebut, kaum muslim kembali mendapatkan kepercayaan diri dan kewibawaannya serta dapat mengendalikan keadaan. Dilansir dari sirohnabawiyah.com. (*)