banner-side-160x600.jpg
banner-side-160x600.jpg
banner-970x250.jpg

Perjalanan Nabi (20), Masa Awal di Madinah, Tahun-tahun di Madinah

Perjalanan Nabi (20), Masa Awal di Madinah, Tahun-tahun di Madinah

Tahun 6 H
Diplomasi (Penyebaran Informasi dan Perluasan Wilayah)

Penanusa.com – Pada tahun ini, kaum muslimin mencapai kesepakatan damai bersama kaum Quraisy yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyah. Secara lahir pasal-pasal dalam perjanjian tersebut menguntungkan kaum Quraisy.

Namun kepiawaian politik Rasulullah menjadikan perjanjian itu menguntungkan kaum muslimin. Di sela genjatan senjata itu, Rasulullah berkonsentrasi mengajak para raja dan beberapa pemimpin untuk masuk Islam.

Tahun 7 H
Memiliki Kekuasaan Mutlak

Setelah perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah mencurahkan tenaga, pikiran dan waktu untuk membersihkan kelompok Yahudi yang berada di utara Hijaz dan mereka yang selalu menyulut permusuhan dan memprovokasi untuk melawan pemerintahan Islam di Madinah. Setelah membereskan tiga kelompok Yahudi di dalam Madinah, beliau berkonsentrasi untuk mengatasi kelompok-kelompok Yahudi di luar Madinah.

Tahun 8 H
Ba’iat Aqobah Pertama

Tahun 9 H
Pemutusan Hubungan dari Allah terhadap Kaum Musyrikin

Pada tahun ini, Rasulullah mengutus Abu Bakar ash-Shidiq sebagai pemimpin ibadah haji. Ketika surah al-Bara’ah (at-Taubah) turun, Rasulullah kemudian mengutus Ali untuk menyusul Abu Bakar, Ali diminta membacakan surah tersebut kepada semua orang, yang isinya melarang kaum musyrik untuk melaksanakan haji setelah tahun ini.

Tahun 10 H
Haji Wada’ (Haji perpisahan)

Pada tahun ini, Rasulullah melakukan haji yang merupakan satu-satunya ibadah Haji yang dilakukan Rasullah bersama lebih dari 100 ribu kaum muslimin. Didalamnya, beliau mengajarkan tata cara ibadah haji (berupa perbuatan maupun ucapan) kepada mereka. Saat itu, Rasulullah menyampaikan khutbah perpisahan yang berisi aturan terhadap berbagai urusan umat. Selain itu, Allah menurunkan wahyu-Nya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, Aku telah cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS Al-Ma’idah: 3). Dilansir dari sirohnabawiyah.com. (*)