Penanusa.com – Setahun sudah kaum musyrikin Mekkah mempersiapkan segala sesuatu untuk menuntut dendam kesumat mereka terhadap kaum muslimin di Madinah.
Mereka menggalang kekuatan besar-besaran dan membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin menyumbang dalam upaya tersebut.
Mereka menyambutnya dengan penuh antusias, sehingga terkumpul seribu onta dan uang sebanyak lima puluh ribu dinar.
Dalam pada itulah Allah turunkan ayat-Nya :
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah, mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan” (QS. al-Anfal : 36)
Setelah segala persiapan telah final, kaum musyrikin berhasil mengumpulkan 3000 pasukan dari suku Quraisy dan sekutu-sekutunya, bahkan mereka juga menyertakan pula kaum wanita sebanyak 15 orang agar pasukannya berperang sampai mati demi menjaga martabatnya. Sementara itu hewan tunggangan yang tersedia berjumlah 3000 onta dan 200 kuda ditambah 700 baju besi.
Komando umum dipegang oleh Sufyan bin Harb, komandan penunggang kuda dipegang oleh Khalid bin Walid yang dibantu oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Sedang bendera dipegang oleh Bani Abduddar.
Pasukan Quraisy mulai bergerak menuju Madinah.
Sementara itu, di Madinah, Rasulullah menerima berita rinci tentang keadaan Pasukan Quraisy dari pamannya; Abbas yang mengirim utusannya ke Madinah. Penduduk Madinah diperintahkan bersiaga penuh. Kaum laki-lakinya selalu menyandang senjata walaupun mereka sedang shalat.
Pasukan Quraisy semakin mendekati kota Madinah, hingga akhirnya mereka singgah disebuah tempat dekat Jabal Uhud.
Di Madinah Rasulullah berembuk dengan para sahabatnya tentang bagaimana cara menangkis serbuan Kafir Quraisy tersebut. (*)