banner-side-160x600.jpg
banner-side-160x600.jpg
banner-970x250.jpg

Warner Bros. Respons Kisruh Kicauan JK Rowling

Warner Bros. Respons Kisruh Kicauan JK Rowling

Jakarta, CNN Indonesia — Warner Bros. buka suara buka suara terkait kontroversi kicauan JK Rowling mengenai transgender. Secara tidak langsung, rumah produksi yang menaungi film seri Harry Potter tidak sependapat dengan Rowling.

“Posisi Warner Bros. terhadap inklusifitas sudah tetap, menumbuhkan budaya perbedaan dan inklusif sangat penting bagi perusahaan dan penggemar kami di seluruh dunia,” pernyataan Warner seperti dilansir Variety.

Pernyataan itu berlanjut, “Kami sangat menghargai karya penulis [Rowling] yang memberikan kami begitu banyak kreasi. Kami sadar bertanggung jawab untuk menumbuhkan empati dan mendukung memahami semua orang, terutama yang bekerja dengan kami.”

Semua bermula ketika JK Rowling mengomentari sebuah artikel yang membahas kerentanan para perempuan dan kelompok non-biner atau genderqueer yang mengalami menstruasi terhadap situasi pasca pandemi.

Atas penamaan “orang yang menstruasi” tersebut, JK Rowling memberikan komentar, “‘Orang yang menstruasi. Saya yakin ada penggunaan kata untuk orang-orang itu. Seseorang bantu saya. Wumben? Wimpund? Woomud?”

Kicauan tersebut menimbulkan kecaman dari netizen. JK Rowling disebut anti-trans dan transfobia terhadap kelompok masyarakat transgender, non-biner atau genderqueer yang juga mengalami menstruasi. Ia pun menanggapi berbagai kecaman tersebut.

JK Rowling juga dinilai telah mencederai kecintaan para penggemar Harry Potter akibat kicauan tersebut. Sebagian pihak menilai, nilai-nilai cinta dan kasih sayang yang ditonjolkan dalam tujuh buku Harry Potter telah menjadi inspirasi banyak penggemar dari kelompok LGBT untuk mengakui identitas mereka.

Pemeran Harry Potter, Daniel Radcliffe, juga buka suara terkait kontroversi tersebut. Dalam sebuah esai yang diunggah dalam laman the Trevor Project, ia mendukung kelompok transgender sekaligus membantah Rowling.

Dalam esai tersebut Radcliffe mengutip bahwa sebanyak 78 persen dari anak muda yang menyatakan dirinya non-biner dan transgender mengaku menerima diskriminasi terkait identitas gender mereka.

“Jelas bahwa kita perlu melakukan lebih banyak untuk mendukung kelompok transgender dan non-biner, bukan memvalidasi identitas mereka, dan bukan menyebabkan bahaya yang lebih jauh,” kata Radcliffe